21

PJT I Gelar Webinar Merangkul AKHLAK, Berdamai Dengan Pandemi

Malang – Kementerian BUMN sejak setahun lalu mencanangkan nilai-nilai utama atau core value dengan akronim AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Untuk memperingatinya, Perum Jasa Tirta (PJT) I sebagai salah satu BUMN pengelola sumber daya air menggelar webinar dengan tema Merangkul AKHLAK, Berdamai Dengan Pandemi, Kamis (29/7/2021).

Webinar yang digelar melalui platform zoom maupun youtube tersebut dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan. Acara dihadiri pula oleh Ketua Dewan Pengawas PJT I, Pitojo Tri Juwono serta Komisaris dan Direksi Jasa Tirta Energi yang merupakan anak perusahaan dari PJT I.

“Adanya core value AKHLAK yang dicanangkan Menteri BUMN, Erick Thohir setahun lalu harus dipegang oleh semua insan di lingkup Kementerian BUMN di Indonesia. Tentunya ini sudah menjadi satu nilai yang tunggal dianut oleh semua BUMN dan anak perusahaannya,” kata Raymond saat dikonfirmasi, Jumat (30/7/2021).

Sebelumnya, kata Raymond, kurang lebih ada 140 BUMN yang masing-masing memiliki core value sendiri, termasuk PJT I. Namun dengan menjadikan AKHLAK sebagai core value seluruh BUMN, maka seluruh insan BUMN diharapkan memiliki keseragaman budaya kerja, yang tentunya akan memunculkan satu karakter kuat yang tumbuh di setiap insan BUMN.

“Ini merupakan rancangan yang sangat visioner dari Bapak Menteri BUMN. Bahwa di dalam segala perubahan yang terjadi termasuk volatility, uncertainty, complexity, dan juga berbagai ambiguity, beliau menyatukan core value dari 140an BUMN menjadi satu core value yang kita sebut AKHLAK. Tidak lain adalah untuk menyiapkan agar SDM di seluruh BUMN memiliki standar perilaku dan etika yang sama, dimana nantinya dapat menjadi agent of change yang siap menjalankan roda pembangunan negeri ini,” ungkapnya.

PJT I sendiri telah menetapkan AKHLAK sebagai budaya kerja perusahaan melalui Keputusan Direksi per tanggal 30 Juli 2020. Penetapan ini merupakan komitmen perusahaan untuk mengoptimalkan penerapan AKHLAK hingga ke ranah direksi, dewan pengawas dan karyawan perusahaan.

“Agar lebih efektif dan efisien, implementasi transformasi budaya organisasi harus terukur. Agar selanjutnya dapat disusun program transformasi yang berkesinambungan dan terintegrasi dengan visi misi perusahaan,” kata Ganindra Adi Cahyono dalam paparannya pada materi webinar sesi pertama.

Manajer Utama yang membidangi Sumber Daya Manusia di PJT I tersebut, menjelaskan secara rinci penjabaran dari AKHLAK. Ia menjadi narasumber pertama yang membawakan materi berjudul Menakar tingkat kesehatan AKHLAK sebagai Budaya Organisasi.

Dalam webinar itu juga menghadirkan pemateri dari luar lingkup PJT I. Dengan membawakan materi Living in Harmony with Covid-19, Sharlinni Erisa Putri selaku Co-Founder PT Nusantics ikut sebagai narasumber kedua.Pendiri perusahaan startup teknologi genom pertama di Indonesia itu menjelaskan bagaimana cara virus Covid-19 bermutasi serta apa yang perlu dilakukan agar kita dapat berdamai dengan kondisi pandemi ini. “Sampai hari ini kematian akibat Covid-19 di dunia tercatat sebanyak 4,6 juta jiwa. Namun para ahli memprediksi di tahun 2050 kematian manusia akibat antibiotic resistance bacteria bisa mencapai 2 kali jumlah korban akibat Covid-19,” ungkap Sharlini dalam paparannya.

Dia menjelaskan bahwa tubuh manusia di dalamnya terdiri dari berbagai microbiome seperti bakteri, virus, jamur yang perlu diseimbangkan jenis dan jumlahnya agar imunitas manusia tidak terus melemah. Dengan penggunaan antibiotik berlebihan dapat merusak keseimbangan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya upaya mendiagnosa dan mengembalikan keberagaman microbiome di tubuh kita.

Adaptif adalah salah satu nilai AKHLAK yang saat ini diperlukan bagi kita untuk tetap dapat bertahan di kondisi pandemi.

24

Penuhi 166 Kriteria, Jasa Tirta I Peroleh Sertifikat SMK3

Perum Jasa Tirta (PJT) I berhasil memperoleh sertifikat penghargaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Sertifikat ini ditandatangani oleh Ibu Menteri, Ida Fauziyah pada tanggal 22 April 2021 dan diterima Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan.

PJT I sebagai BUMN di bidang pengelolaan sumber daya air (SDA) telah memenuhi 166 kriteria untuk kategori Tingkat Lanjutan sesuai PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3. Hasil skoring penilaian yang diraih pun cukup tinggi, dengan nilai 91,56 persen yang berarti masuk dalam kategori tingkat penerapan memuaskan.

Sertifikat tersebut ditetapkan melalui SK Menaker RI No. 37 Tahun 2021 dan disampaikan oleh Kepala Cabang PT. Sucofindo (Persero) Surabaya, Ida Bagus Kade Padma sebagai pihak yang melakukan assesmen atas penerapan SMK3 di lingkup PJT I. Proses penyerahan yang dilakukan pada masa PPKM Darurat itu diselenggarakan secara virtual pada Kamis 22 Juli 2021.

“Penerimaan Sertifikat SMK3 di PJT I adalah sebuah proses dimana penerapannya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan penerimaannya sudah sepatutnya disyukuri. Kami mewakili direksi berterima kasih kepada seluruh pihak di PJT I yang telah berkomitmen untuk dapat menghasilkan sistem kerja dengan standar K3 sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan konsisten dalam penerapannya sebagai BUMN pengelola SDA,” kata Raymond, Jumat (23/7/2021).

Menurutnya, sistem manajemen adalah kebutuhan sebuah korporasi, bukan ego sektoral semata. Dalam implementasinya, lanjut dia, diperlukan upaya bersama untuk memberikan hasil terbaik bagi perusahaan dan berkontribusi untuk bangsa dan negara.

Ia menegaskan pada seluruh jajarannya, bahwa SMK3 diperoleh sebagai pemicu untuk lebih bekerjasama dengan mengesampingkan ego, berupaya lebih mendengarkan dan mengupayakan hal terbaik untuk kepentingan korporasi. “Kami akan pertahankan, dengan membangun kesadaran K3 sebagai kebutuhan dan budaya keseharian dalam menjalankan segala proses bisnis perusahaan,” jelasnya.
Berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012, setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya dan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3. Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa setiap perusahaan wajib menetapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Dalam pencapaian penghargaan sertifikat SMK3, PJT I memiliki dua kegiatan utama. Pertama, kegiatan operasi sebagai upaya untuk dapat memanfaatkan air dan sumber-sumber air secara optimal dan mengendalikan daya rusaknya yang berupa banjir, kekeringan maupun pencemaran air. Kedua adalah kegiatan pemeliharaan sebagai upaya menjaga air dan sumber air serta prasarana pengairan untuk tetap dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Untuk dapat menunjang kegiatan itu, dengan telah diperolehnya sertifikat SMK3 atas assesmen yang telah dilakukan Desember 2020 lalu, maka PJT I dinyatakan telah berhasil meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
Selain Sistem Manajemen K3, PJT I juga telah memperoleh sertifikasi dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015, Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37002 : 2016, serta khusus untuk produk layanan Laboratorium Lingkungan juga diperoleh sertifikasi sebagai laboratorium penguji berstandar SNI ISO/IEC 17025 : 2008.

25

Jasa Tirta I Ajak Puluhan Wartawan Belajar Jurnalisme Data

Perum Jasa Tirta (PJT) I mengajak puluhan jurnalis dari wilayah sungai Brantas, Bengawan Solo dan Toba Asahan untuk belajar jurnalisme data di era digital. Workshop yang digelar, Jumat (16/7/2021) secara virtual itu menghadirkan narasumber Atmaji Sapto Anggoro, CEO PT Binokular Media Utama.

Sapto juga dikenal sebagai mantan CEO Tirto.id serta pendiri detik.com dan merdeka.com yang menjadi portal media online terkemuka di Indonesia. Workshop dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan yang juga menjadi keynote speaker dalam workshop yang berlangsung 150 menit tersebut.

Dalam paparannya, Raymond mengapresiasi workshop yang diikuti wartawan dari Forum Jurnalis Peduli Sungai dari daerah Surabaya, Malang, Batu, Lamongan, Medan, dan Toba. “Dunia jurnalistik tidak asing bagi saya. Dulu saya juga sempat hampir menjadi jurnalis pada tahun 90-an,” katanya.

Ia bercerita pengalamannya pernah mendaftar menjadi kontributor The Jakarta Post. “Waktu itu tes pakai TOEFL minimal 500 dan saya 500 sekian dan dinyatakan lolos. Tapi saat itu saya memilih tidak melanjutkan dan memilih melanjutkan kuliah hingga bekarir di PJT I,” ungkapnya bercerita.

Dengan pelbagai pengalaman di dunia jurnalistiknya itu, ia pun mengaku sangat mengapresiasi kerja wartawan dalam mencari informasi berita. “Saya walaupun malam hari di WA atau ditelpon wartawan selalu saya balas. Saya paham wartawan kerja juga ada deadline. Jadi dengan workshop yang digelar ini, saya berharap bisa menambah ilmu bagi kawan-kawan jurnalis,” harapnya.

Dalam materi workshop, Sapto selaku narasumber menjelaskan bahwa jurnalisme data bukanlah hal baru dalam dunia jurnalistik. Bahkan, jurnalisme data sudah ada sejak 1858 saat seorang perawat pada perang Inggris di Krimea, dulu Uni Soviet sekarang Ukraina merilis data jumlah kematian dalam perang.

Namun, kata dia, dengan perkembangan dunia digital saat ini jurnalisme data masih menjadi hal penting. “Saat ini banyak sekali informasi hoaks, missinformasi dan disinformasi melalui media sosial. Peran jurnalisme data ini sangat penting untuk bisa meng-counter informasi yang salah itu,” katanya.

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah jurnalis menanyakan perihal sulitnya mencari data yang akurat. Selain itu, berkembangnya media sosial juga menjadi tantangan bagu para jurnalis di tengah banyaknya informasi yang beredar di masyarakat.

Sapto menjelaskan, di dalam jurnalisme data, kecepatan tidak menjadi hal penting karena akurasi data yang tepat menjadikan berita menjadi lebih kredibel. “Yang dicari orang saat ini adalah kebenaran. Namun kebenaran tidak tunggal tapi bisa diadu fakta dan datanya. Cilaka buat seorang jurnalis jika tidak menyampaikan data yang benar,” pungkasnya.

26

Pejabat Struktural Jasa Tirta I Belajar Strategi Komunikasi Media

Sekitar 50 pejabat struktural dari Perum Jasa Tirta (PJT) I belajar tentang strategi komunikasi media untuk korporasi. Pembelajaran workshop digelar secara online dengan menghadirkan narasumber Zainal Arifin Emka yang merupakan Staf Ahli Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur.

Workshop dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, Jumat (16/7/2021). Dalam sambutannya, Raymond memberikan keleluasaan bagi seluruh pejabat struktural di jajarannya untuk bisa menyampaikan pesan pada media massa.

“Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, seluruh pejabat di PJT I adalah penyampai pesan yang merepresentasikan perusahaan. Baik melalui media massa ataupun media sosial,” jelasnya.

Ia pun menyambut baik workshop yang digelar oleh Departemen Humas dan Informasi Publik PJT I bersama dengan Forum Jurnalis Peduli Sungai (FJPS). “Sembari bekerja di kantor dan di rumah bagi yang WFH, sambil duduk-duduk saja mengikuti workshop strategi komunikasi media untuk korporasi ini bisa dapat ilmu yang luar biasa dari Pak Zainal,” ungkapnya.

Ia juga mengenalkan sosol Zainal Arifin Emka pada seluruh pejabat strukturalnya. “Pak Zainal ini assesor untuk uji kompetensi wartawan. Beliau juga dosen komunikasi di Stikosa AWS. Semoga banyak ilmu yang bisa didapat dari webinar kali ini,” harapnya.

Dalam paparannya, Zainal menjelaskan tentang pentingnya komunikasi dengan media massa. “Intinya jangan menghindar dari wartawan. Jika ada pertanyaan lebih baik dijawab. Jika tidak maka pemberitaannya akan menggelinding tak tentu arah karena wartawan pastibakan mencari narasumber lain yang mungkin kurang kompeten,” katanya.

Saat sesi tanya jawab, sejumlah pejabat PJT I juga menanyakan perihal kompetensi SDM di perusahaan yang berlatar belakang teknik sipil dan mesin. Secara sederhana, Zainal memberikan saran atas pertanyaan tersebut.

“Memang tidak semua pejabat menguasai dan mampu menjawab pertanyaan wartawan. Lebih baik tetap direspon dan meminta waktu untuk menyiapkan jawaban. Bisa minta jawaban pada pehabat lain yang kebih kompeten di bidangnya. Atau bahkan bisa membantu memfasilitasi atau menghubungkan wartawan dengan pejabat yang bisa menjawab,” ungkapnya.

Ia meminta pejabat PJT I tidak hanya reakrif atau merespon saat ada berita jelek tentang perusahaan. Namun, kata dia, jika ada data yang memang menjadi siklus rutin tahunan bisa disiapkan sebelum ada pertanyaan dari wartawan.

“Saat kemarau pasti pertanyaan wartawan soal debit air di waduk, kualitas air sungai. Kalau musim hujan biasanya soal potensi banjir dan cara penanggulangannya. Ini siklus tahunan yang datanya bisa disiapkan sejak awal. Tinggal update angka atau data terbarunya saja,” sarannya.

Untuk mengurangi potensi kesalahan wartawan dalam menulis berita hasil wawancara, ia juga menyarankan dibuatkan rilis berita tertulis. “Terkadang ada istilah teknis yang tidak semua wartawan paham dan tahu. Dengan rilis tertulis bisa mengurangi potensi kesalahan dalam pemberitaan,” pungkasnya.

24

PJT I Flushing Bendungan Sengguruh

Malang – Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan flushing atau penggelontoran sedimen di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang. Kegiatan pemeliharaan waduk itu dilakukan untuk memperpanjang usia guna bendungan dengan cara mengoptimalkan daya tampung waduk yang menyusut akibat tingginya sedimentasi. Proses flushing dilakukan selama enam hari. Terhitung mulai 26 Juni 2021 lalu dan berakhir hari ini, Kamis 1 Juli 2021.

Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora menjelaskan, daya tampung air Bendungan Sengguruh memang telah mengalami penurunan cukup drastis akibat sedimentasi. “Pada Awal beroperasi di tahun 1989, kapasitas tampungan Bendungan Sengguruh mencapai 21,5 juta meter kubik. Namun karena posisinya yang berada paling hulu di sistem Brantas, maka bendungan ini menerima sedimen dan sampah dengan volume yang cukup tinggi tiap tahunnya. Laju sedimentasi Sengguruh saat ini telah mencapai 1,1 juta meter kubik per tahun. Ini mengakibatkan kapasitasnya turun dan hanya menyisakan 5-6 persennya atau sekitar 900 ribu meter kubik,” kata Simamora.

Ia menambahkan, luas daerah tangkapan air Waduk Sengguruh 1.659 km². Mencakup Kota Batu, Kota Malang, dan sebagian Kabupaten Malang. “Aktivitas manusia yang semakin meningkat pasti membutuhkan ruang, ini menyebabkan berkurangnya areal hutan di hulu. Bertambahnya areal pertanian dan pemukiman menyebabkan laju erosi di hulu meningkat, dan berakhir menjadi sedimentasi di Bendungan Sengguruh ini,” terang Simamora. “Pekerjaan flushing ini sangat diperlukan untuk menjaga bendungan agar tetap berfungsi. Idealnya kegiatan flushing dilaksanakan tiap tiga tahun. Flushing pertama sejak awal beroperasinya bendungan dilaksanakan pada tahun 2016, kemudian di tahun 2018. Jadi tahun 2021 ini adalah kali ketiga pelaksanaan flushing di Sengguruh.”

Simamora juga menambahkan bahwa kegiatan flushing ini merupakan salah satu bentuk implementasi penggunaan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) yang selama ini telah dipungut oleh PJT I kepada PT. PJB atas penggunaan air dari Waduk Sengguruh untuk pengoperasian PLTA. “Kegiatan flushing ini juga merupakan bentuk pelayanan kami kepada para pemanfaat, dalam hal ini PT. PJB yang telah membayarkan BJPSDA nya untuk kebutuhan pengelolaan sumberdaya air.”

Proses penggelontoran di awali dengan sosialisasi pada instansi terkait seperti TNI, Polri dan masyarakat sekitar, termasuk pemberitahuan pada Bupati Malang akhir Mei lalu. Kasubdiv Jasa ASA I/1 PJT I, Hermawan C Nugroho menambahkan, untuk sosialisasi pada masyarakat dilakukan untuk mengamankan agar tidak ada warga yang mendekat dan beraktivitas di hilir bendungan selama proses flushing dilakukan.

Untuk tahap pelaksanaan, di awal pihaknya sudah membuka pintu spillway untuk menggelontorkan air dan sedimen yang ada di dasar bendungan. Guna mengoptimalkan penggelontoran sedimen yang berwujud lumpur dan pasir, PJT I menurunkan empat alat berat amphibious excavator long arm. Flushing kali ini ditargetkan dapat menggelontor 200 hingga 250 ribu meter kubik sedimen. “Untuk bisa mengimbangi sedimen yang masuk ke waduk, tidak cukup jika hanya mengandalkan kapal keruk. Dari evaluasi flushing sebelumnya, kegiatan ini dinilai cukup efektif menambah kapasitas waduk hingga 250 meter kubik dalam waktu relatif singkat,” jelas Hermawan.

Saat ini proses flushing masih dilakukan untuk memindahkan sedimen dengan eskavator agar larut dan ikut mengalir ke sisi hilir bendungan. “Sampai sekarang masih kami lakukan. Rencananya, flushing akan selesai hari ini. Kalau memungkinkan, sore atau malam nanti, pintu air sudah ditutup dan bisa kembali diisi air,” katanya.

Ditanya mengenai daya tampung bendungan setelah digelontor, ia mengaku belum bisa menghitung secara pasti. “Sekarang baru kasat mata saja, tapi hitungan pasti untuk daya tampungnya akan dilakukan pengukuran echosounding lebih dulu oleh tim dari kantor pusat. Segera kami infokan lebih lanjut. Mungkin minggu depan,” tuturnya.

Setelah pintu air di Bendungan Sengguruh ditutup, Hermawan memastikan waduk dapat terisi penuh kembali dengan durasi setengah hari. “Untuk pengisian kembali air di Sengguruh bisa 8 sampai 12 jam. Air diisi dari aliran hulu di Sungai Brantas dan Sungai Lesti. Saat ini debit air dari kedua sungai masih normal di kisaran 30-40 meter kubik per detik,” ungkapnya.

Untuk mengurangi sedimentasi di Sengguruh, ia juga berharap agar masyarakat lebih memperhatikan kaidah konservasi dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Seperti tidak melakukan penebangan pohon di sisi hulu Sungai Brantas, termasuk juga menggunakan terasan dalam mengolah lahan pertanian. Selain itu lebih dimasifkan lagi kegiatan penanaman pohon untuk mengurangi erosi dan tanah longsor.

Ia juga mengimbau masyarakat di wilayah hulu, seperti Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang agar tidak membuang sampah ke sungai atau bantaran sungai. Pasalnya, kata dia, sampah juga menjadi masalah yang cukup mendominasi di Bendungan Sengguruh.

Perlu diketahui, Bendungan Sengguruh merupakan salah satu bendungan yang berada di sistem Sungai Brantas dan dikelola oleh PJT I. Lokasinya berada di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang atau sekitar 24 KM di selatan Kota Malang dan 14 KM hulu Bendungan Sutami.

Bendungan ini berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas pembangkitan sebesar 2 x 14,5 MW. Selain itu, juga berperan sebagai penangkap sedimen yang akan masuk ke Bendungan Sutami, dengan demikian umur ekonomis Bendungan Sutami dapat terjaga.