Pengibaran Bendera Raksasa Terbentang di Pintu Air Jagir

Masih dalam suasana HUT Kemerdekaan RI ke-75 di bulan Agustus tahun ini banyak cara dilakukan untuk memupuk rasa nasionalisme di tengah masa pandemi. Salah satunya seperti yang dilakukan Perum Jasa Tirta (PJT) I dengan membentangkan bendera Merah Putih berukuran raksasa.

BUMN yang bertugas mengelola Sumber Daya Air termasuk di antaranya Wilayah Sungai Brantas itu, membentangkan bendera berukuran 10 x 20 meter di Pintu Air Jagir. Pembentangan dilakukan, Senin (24/8/2020) pagi sejak matahari terbit.

“Pembentangan bendera Merah Putih raksasa ini sebagai bentuk rasa syukur atas Kemerdekaan Indonesia yang kini memasuki usia 75 tahun. Dengan bendera yang sangat besar ini, maka masyarakat, khususnya di Surabaya yang melintas bisa melihat. Harapannya bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pada warga,” ujar Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan.

Dipilihnya Pintu Air Jagir, kata dia, juga membawa pesan sejarah. “Pintu Air Jagir ini merupakan salah satu heritage bersejarah yang dibangun sekitar 1917 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Fungsinya untuk mengantisipasi banjir di Kota Surabaya,” ungkapnya.

Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, Arief Budiyantono menambahkan, bendera yang dibentangkan memiliki lebar 10 meter. Ukuran itu masih ideal untuk menyesuaikan dengan ketinggian puncak bangunan pintu air sekitar 16,5 meter dari permukaan tanah. Namun bendera dipasang di ketinggian sekitar 11 meter.

Arief menjelaskan, Pintu Air Jagir adalah salah satu infrastruktur melintang Kali Surabaya yang fungsi utamanya untuk mengatur aliran Kali Surabaya yang akan masuk Kali Wonokromo. Pintu Air Jagir juga berfungsi mengatur ketinggian muka air Kali Surabaya untuk menyuplai kebutuhan air bersih masyarakat Surabaya yang dikelola oleh PDAM Kota Surabaya.

Kali Surabaya merupakan anak sungai Brantas yang melintasi Kota Surabaya dan bermuara di Selat Madura. Terbentang mulai dari Mlirip Mojokerto melintasi wilayah Gresik, Sidoarjo dan Surabaya yang berakhir di Wonokromo, tepatnya sekitar Terminal Joyoboyo.

Lalu terpecah menjadi dua aliran sebelum bermuara ke laut. Pertama yaitu ke Kali Wonokromo melalui Pintu Air Jagir menuju wilayah Wonorejo. Kedua yaitu Kali Mas melalui Pintu Air Wonokromo yang melintasi tengah Kota Surabaya seperti wilayah Gubeng, Jembatan Merah hingga Petekan.

Launching Virtual Workshop Peralatan Kediri

Kediri – Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan revitalisasi bengkel alat berat untuk proses operasional perawatan sungai, bendung, dan bendungan. Dengan waktu yang singkat sekitar lima bulan dua minggu, bengkel lama di Kediri itu, kini disulap menjadi Workshop Peralatan dengan konsep ramah lingkungan.

Peresmian pun dilakukan langsung oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, Senin (17/8/2020) kemarin bertepatan dengan HUT RI ke-75 tahun. Launching dilakukan secara langsung dengan jumlah peserta yang dibatasi hanya untuk beberapa undangan dan karyawan dari Workshop Peralatan Kediri.

Selain itu, peresmian di masa pandemi Covid-19 ini juga dilakukan pula secara virtual melalui zoom meeting dan live streaming lewat youtube. Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Dirut PJT I dilanjutkan penandatanganan prasasti.

“Tahun ini kita merayakan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-75 dan tahun ini PJT I memasuki usia 30 tahun, dan pada tahun ini pula saya meresmikan revitalisasi Workshop Peralatan Kediri. Mungkin ini kesempatan yang tidak akan terulang pada masa saya dan masa mendatang,” kata Raymond.

Ia bercerita perihal kunjungannya ke Bengkel Peralatan Kediri sebagai direksi pertama kali tanggal 5 Desember 2014 saat peringatan Hari Bhakti PU. Saat itu, untuk pertama kalinya juga ia melihat langsung kondisi bengkel.

“Saat itu saya lihat ada banyak peralatan yang sudah menua. Barang-barang tersebut tidak tertata dengan baik bahkan banyak yang ditumbuhi sulur atau tanaman,” ungkapnya.

Namun saat ini semuanya telah berubah. “Kantor telah diperbaiki, telah direvitalisasi. Dengan kondisi yang lebih higienis dan ramah lingkungan. Semua ini menjadi salah satu bukti kerja keras yang dilakukan kawan-kawan di bawah divisi pengadaan dan pengelolaan aset,” pujinya.

Workshop Peralatan Kediri kini menjadi aset yang memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Ia berharap Workshop Peralatan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk merawat peralatan berat perusahaan dalam rangka menunjang kegiatan operasional pengelolaan Sumber Daya Air yang dilakukan PJT I.

Manajer Utama Sumber Daya Korporat PJT I, Taufiqqurahman mengatakan, revitalisasi Bengkel Peralatan Kediri itu menjadi yang pertama dan terbesar yang dilakukan PJT I sejak berdirinya bengkel Kediri pada masa proyek Brantas. Hal itu, kata dia menjadi keseriusan perusahaan dalam merawat aset dan menyediakan alat berat yang prima.

“Revitalisasi bengkel ini sesuai tupoksi PJT I dalam mengelola Sumber Daya Air di lima wilayah sungai di Indonesia. Revitalisasi dilakukan baik secara fisik konstruksi dan sistem kerja. Mulai alih fungsi gudang menjadi perkantoran modern dengan konsep industrial. Kantor lama menjadi mess karyawan dengan kapasitas 28 orang, hingga perbaikan area bengkel dan perbaikan fasilitas,” jelasnya.

Adapun anggaran revitalisasi tercatat sekitar Rp 1,18 milar dari anggaran perusahaan program investasi tahun 2019. Pengerjaan dilakukan selama 5,5 bulan pelaksanaan sejak November 2019 hingga pertengahan April 2020.

Taufiq menambahkan, wokshop tidak hanya membawahi perbaikan alat berat tapi juga mengelola 100 unit alat berat. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengembangan layanan internal tidak hanya melakukan pemeliharaan dan perbaikan, namun juga pembuatan ponton dan kapal keruk melalui Workshop Peralatan.

Ia mengakui, alat berat yang dimiliki perusahaan sudah berusia tua. Hal itu menjadi tantangan tersendiri, khususnya ketersediaan sparepart atau suku cadang yang langka di pasaran dan mahalnya biaya pemeliharaan. Untuk itu ke depan, ia berharap perusahaan dapat membeli alat berat baru untuk meminimalisasi biaya perawatan.

Adapun proses kerja di Workshop Peralatan Kediri diawali dengan mobilisasi alat berat ke bengkel. Lalu memposisikan alat berat di dalam zona diagnosis. Di ruang tersebut, alat diperiksa untuk dipastikan kerusakan dan perawatan yang perlu dilakukan.

Proses pemeriksaan alat berat diawali dengan persetujuan work order. Selanjutnya dilakukan pengecekan mesin, perbaikan pengelasan, pengecekan kelistrikan, hingga pengecatan alat berat di ruang painting. Fasilitas ruang ganti dan ruang makan juga dilengkapi untuk menjadikan konsep bengkel semakin modern dan lebih higienis.

Revitalisasi ini juga merupakan bentuk implementasi core values AKHLAK, dimana perusahaan berupaya merawat serta menambah nilai aset yang diamanahkan oleh negara. Disamping itu berbagai inovasi dan peningkatan kompetensi juga digarap pada proyek ini. Kesemuanya untuk mendukung upaya PJT I dalam memberikan pelayanan prima kepada stakeholder termasuk juga masyarakat.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-75

Dirgahayu Republik Indonesia ke-75

Semangat Nasionalisme BUMN menjadi landasan kami melakukan pengelolaan sumber daya air secara terpadu untuk negeri ini. Kebergaaman dan kebhinekaan yang ada di seluruh Indonesia tidak menjadi penghalang bagi kami untuk terus berjuang demi kejayaan bangsa.

Peningkatan kompetensi SDM di bidang masing-masing, mempersatukan visi dan misi kami untuk terus memberikan pelayanan terbaik.
Kami percaya bahwa pekerjaan yang kami lakukan demi menunjang pemenuhan kebutuhan air, irigasi, listrik, serta tata kelola banjir menjadi kontribusi kecil kami untuk Indonesia.

Dirgahayu ke-75 Republik Indonesia, apapun kita, dimanapun kita berada mari wujudkan kiprah sebagai insan mandiri dalam mewujudkan kemerdekaan!

PJT I Menerima Sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016

Perum Jasa Tirta (PJT) I terus melakukan inovasi dan pembenahan sistem manajemen internal. Sebagai salah satu BUMN, PJT I juga turut mendukung program pemerintah dalam meminimalisasi tindak penyuapan atau korupsi.

Implementasi dari dua hal tersebut, kini PJT I berhasil dan menerima Sertifikat ISO 37001:2016 yang diberikan oleh lembaga sertifikasi TUV NORD Indonesia. Sertifikat itu terkait dengan pengimplementasian sistem perusahaan dalam upaya mencegah, melawan, serta menindak setiap perilaku penyuapan yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan negara.

“Rabu, 12 Agustus 2020 kemarin menjadi salah satu tanggal bersejarah bagi kami Perum Jasa Tirta I. Untuk pertama kalinya, kami sebagai BUMN di bidang pengelolaan Sumber Daya Air berhasil menerima Sertifikat ISO 37001:2016,” kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan saat dikonfirmasi, Rabu (19/8/2020).

Hal ini, kata dia, menjadi parameter bahwa sistem bisnis PJT I telah mengakomodir upaya anti penyuapan. Selain itu, sertifikasi ISO itu juga menjadi wujud nyata dari implementasi core values BUMN yakni AKHLAK atau akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

“Tentunya kami pegang teguh core values BUMN, yakni AKHLAK. Artinya, kami memegang teguh kepercayaan yang diberikan melalui perilaku integritas, terpercaya, bertanggung jawab, berkomitmen, akuntabilitas, jujur, dan disiplin,” jelas Raymond.

Menurutnya, core values BUMN AKHLAK itu bertujuan untuk proses transformasi human capital dalam meningkatkan daya saing BUMN agar mampu bersaing di era global. Prinsip core values dan sertifikat ISO itu juga seturut dengan Surat Menteri BUMN Nomor S-17/S/MBU/02/2020.

Bahkan, lanjut dia, PJT I juga telah menetapkan langkah untuk menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Raymond menuturkan, dalam hal ISO 37001:2016, terdapat empat aspek yang masuk dalam perolehan sertifikat Anti Penyuapan tersebut.

Pertama adalah aktivitas penagihan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) dan kedua yakni pengadaan barang dan jasa. Ketiga, yaitu proses penerimaan karyawan serta keempat, yakni pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Raymond juga menegaskan komitmen untuk menjadikan PJT I lebih amanah dan profesional dalam mengemban tugas yang diberikan oleh negara untuk mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Air yang transparan dan akuntable.

“Tentunya, kami mengelola perusahaan secara profesional, menghindari benturan kepentingan, dan tidak menoleransi suap. Kami juga menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, serta berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik,” ujarnya.

Perlu diketahui, untuk mendapatkan ISO tersebut, perusahaan telah melalui sejumlah tahapan dalam proses sertifikasi. Di antaranya adalah Pelatihan Awarenes, Pelatihan Dokumentasi, Gap Analysis, Pelatihan Internal Auditor ISO 37001:2016 SMAP, Audit Internal, Pre Audit oleh Lembaga Sertifikasi dan Final Audit untuk menentukan kelayakan sertifikasi.

(Departemen Humas dan Informasi Publik)

PJT I bersama dengan Pemerintah Provinsi Jateng Terus Berupaya Menangani Pencemaran Bengawan Solo

Langkah nyata terus dilakukan untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo. Perum Jasa Tirta I terlibat aktif bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengatasi permasalahan pencemaran di salah satu Sungai Lintas Provinsi tersebut. Berbagai rencana penanganan dan program dibahas pada Rapat Koordinasi Evaluasi Penanganan Sungai Bengawan Solo yang diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 6 Juli 2020 melalui media teleconference. Rapat yang dihadiri oleh sejumlah instansi pemerintah dan para pelaku industri yang memiliki outlet buangan limbahnya di Bengawan Solo ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo. Pada rapat ini Gubernur Jawa Tengah kembali mengingatkan komitmen para pelaku industri di sepanjang sungai untuk memastikan buangan air limbah yang masuk ke badan sungai telah sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan. Limbah yang dibuang harus melalui sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL). Apabila diperlukan waktu lebih dalam menyiapkan sistem pengolahannya, maka industri tersebut wajib mendapat izin khusus untuk terus dipantau perkembangannya. Setelah Desember 2020, jika pelaku usaha tidak melakukan perbaikan sistem IPALnya dan tetap mencemari sungai maka akan dilakukan penindakan hukum.

Untuk mendukung penanganan pencemaran Sungai Bengawan Solo, beberapa langkah telah diambil perusahaan. Diantaranya, PJT I telah memenuhi kebutuhan akan penambahan titik pemantauan kualitas air sebagaimana diminta oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada rapat sebelumnya. Titik pemantauan kualitas air di sepanjang Bengawan Solo, yang sebelumnya berjumlah 14 titik ditambah menjadi 17 titik. Lokasi baru yang menjadi titik pengambilan sampel berada di Jembatan Semanggi (Sungai Premulung) di dekat intake PDAM Surakarta, Jembatan Sungai Pepe dan Jembatan Jalan Ciu Karangwuni (Sungai Samin). Titik-titik pantau ini diletakkan di lokasi yang cukup strategis untuk memperoleh potret kualitas air Bengawan. Diharapkan dengan adanya monitoring secara rutin, dapat memberikan feeding data kepada Pemerintah untuk segera menindaklanjuti apabila diketahui adanya penurunan kualitas.

Untuk memperoleh hasil analisa daya tampung dan beban pencemar yang lebih komprehensif, saat ini PJT I juga sedang melakukan studi rasionalisasi titik pemantauan kualitas air bersama dengan ITS. Hasil studi ini akan dapat mengevaluasi lokasi eksisting pemantauan sekaligus untuk memetakan potensi titik baru lainnya yang diperlukan kedepannya.

Sesuai Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 660.1/23 Tahun 2020 telah dibentuk Tim Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Sungai Bengawan Solo di Provinsi Jawa Tengah. Pada tim ini, PJT I berperan sebagai anggota pokja 2 dengan fokus konservasi DAS, berupa penyusunan Rencana Tahunan Operasi Waduk Wonogiri dan pelaksanaannya, pemantauan kualitas air beserta pelaporan secara berkala, serta penyampaian informasi penurunan kualitas air yang bersifat insidental.

Perlu adanya komitmen dari semua pihak agar permasalahan pencemaran di Sungai Bengawan Solo dapat teratasi.
Dengan bersama kita dapat mewujudkan Sungai Bersih!!