22

PJT I Bersama Pemkab Madiun Tanam 10 Ribu Bibit Akar Wangi

Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama dengan Pemkab Madiun melalui BPBD Madiun melakukan penanaman 10 ribu bibit akar wangi (chrysopogon zizanioides). Penanaman dalam rangka peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia itu dilakukan di kawasan lereng Gunung Wilis Desa Durenan, Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Kepala Departemen Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Nina Meita Sari mengatakan, penanaman tersebut sebagai implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim. Pelaksanaannya dituangkan dalam Program Penanaman Pohon di wilayah kerja PJT I sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

“Kami memberikan bantuan dana program TJSL kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun untuk melaksanakan penanaman akar wangi di sepanjang bantaran anak Sungai Bengawan Solo di daerah Kabupaten Madiun. Ini sebagai upaya pencegahan dan mitigasi bencana,” jelasnya, Sabtu (19/6/2021).

Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun juga memberikan penghargaan kepada PJT I. Penghargaan itu atas partisipasi dan peran sertanya dalam mendukung kegiatan pembangunan di Kabupaten Madiun melalui program TJSL tersebut.

Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/2 PJT I, Achmad Syuhairus Syam mengatakan, kegiataan konservasi di wilayah Kabupaten Madiun telah dilakukan setiap tahun oleh PJT I.
Pada tahun ini, kegiatan konservasi difokuskan pada mitigasi bencana banjir dan longsor yang diwujudkan dalam bentuk penanaman jenis tanaman akar wangi atau vetiver.

“Vetiver ini memiliki akar serabutnya bersifat mengikat tanah dan panjangnya sampai lima meter ke dalam tanah. Sehingga sangat cocok untuk mencegah bencana longsor,” jelasnya.

Lokasi dipilihnya Desa Durenan, Kecamatan Gemarang karena termasuk wilayah DAS Brantas. Pertimbang lain, karena pernah terjadi longsor pada tanggal 5 April 2021 yang menelan banyak kerugian. Selain itu, lanjut dia, untuk membentuk keseimbangan ekologi dimana tanaman porang yang menjadi andalan ekonomi warga sekitar dapat dikurangi dampaknya dengan tanaman akar wangi.

Untuk diketahui, akar wangi dengan nama lain vetiver merupakan tanaman sejenis rumput besar atau alang-alang. Akar wangi secara masif akarnya tumbuh hingga kedalam lima meter sehingga dinilai memiliki fungsi seperti kolom-kolom beton yang dapat menahan tanah agar tidak longsor.

Akar wangi juga dapat tumbuh di daerah lahan marginal, kering ataupun tercemar. Disisi lain akar wangi juga tahan terhadap iklim, hama penyakit maupun api.

PJT I dan Inalum Kerjasama Bersihkan Bendungan Siruar dan Sigura-Gura

Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan kerjasama dengan PT Inalum untuk membersihkan dua bendungan di Wilayah Sungai (WS) Toba Asahan. Dua lokasi bendungan yang dibersihkan yakni Bendungan Siruar dan Bendungan Sigura-gura.

Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora menjelaskan, kerjasama dengan Inalum sebagai bentuk komitmen terhadap layanan dan pengelolaan sumber daya air di WS Toba Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

“Kami dari PJT I bersama dengan PT Inalum telah melakukan kerjasama untuk melaksanakan beberapa program kegiatan secara rutin dan berkala. Satu diantaranya adalah pada tahun 2020-2021 kami melaksanakan kegiatan yang dibilang masih baru yaitu pekerjaan penyemprotan dan pembersihan dinding bendungan yang mencakup area Bendungan Siruar, Sigura-gura dan Tangga,” jelas Simamora, Kamis (3/6/2021).

Pembersihan tubuh bendungan ini merupakan salah satu upaya pemeliharaan bangunan bermaterial beton. Bendungan Siruar mulai beroperasi sejak 1983, sedangkan Bendungan Sigura-gura sejak 1981. Selain untuk mempercantik tampilan bendungan, pembersihan ini juga berfungsi untuk memperpanjang usia guna bangunan.

Sampai dengan bulan Mei 2021 telah dilaksanakan kegiatan pembersihan pada dua lokasi bendungan yaitu Bendungan Siruar seluas 3.200 m2 dan Bendungan Sigura-gura 5.200 m2. Kegiatan pembersihan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Rope Access dan dilengkapi alat bantu Water Jet.

Pembersihan didukung tim pelaksana yang profesional dan tersertifikasi, serta memenuhi persyaratan K3 untuk bekerja di ketinggian. “Kegiatan pembersihan dinding bendungan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar,” katanya.

Selain pembersihan diding bendungan, PJT I yang hadir di WS Toba Asahan sejak 2014 dan eksis tahun 2016 itu juga bekerjasama dengan Inalum dalam kegiatan konservasi. Sejak 2019 hingga kini sudah menanam pohon di lahan 371 hektare atau sebanyak 191 ribu batang pohon.

Khusus Kabupaten Toba, sudah dilakukan penanaman seluas 50 hektare atau 41 ribu batang di Desa Ombur Kecamatan Silaen. Adapun tahun 2021 seluas 290 hektare masih dalam proses penanaman.

Dikerjasamakan pula sosialisasi dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan Sungai Asahan. Kerjasama Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga dilakukan pada saat musim kemarau. Hal itu dilakukan agar menambah tampungan air di Danau Toba.

Adapun kegiatan lain yang dilakukan termasuk pembangunan Laboratorium Air di Parapat. Laboratorium itu akan menjadi sumber informasi bagi masyarakat terkait kondisi kualitas air Danau Toba.


Dept. Humas dan Informasi Publik PJT I

MoU Tripartit Konservasi Danau Toba resmi disepakati, PJT I, Inalum dan Pemkab Toba siap berkolaborasi

Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dan Pemkab Toba telah resmi menyepakati kerjasama pelaksanaan kegiatan konservasi Danau Toba, diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU. Perjanjian tripartit itu dilakukan untuk semakin menguatkan kinerja dalam pengelolaan daerah tangkapan air Danau Toba.

Penandatanganan MoU dilaksanakan Rabu, 2 Juni 2021 lalu. MoU ditandatangani oleh Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora, Kepala Direktur Operasi dan Produksi PT Inalum, Rainaldy Harahap, dan Bupati Toba, Poltak Sitorus.

“Para pihak terkait MoU ini telah bersepakat untuk merealisasikan upaya konservasi Danau Toba secara berkelanjutan dan terkoordinir, sehingga diperoleh hasil yang optimal.” kata Gok Joso Ari Simamora saat dikonfirmasi, Jumat (4/6/2021).

Ia menjelaskan, dengan adanya kerjasama tripartit itu diharapkan dapat mendukung pelaksanaan kegiatan penghijauan yang selama ini telah berjalan, dengan pelibatan peran masyarakat setempat untuk menjaga kearifan lokal yang ada disekitar Danau Toba. Penanaman pohon ini, nantinya akan dapat mengembalikan fungsi daerah tangkapan air sebagai buffering zone untuk mengurangi tingkat erosi di hulu danau. Hal itu, kata dia, sebagai langkah untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan muka air Danau Toba sekaligus menjadi program pemberdayaan masyarakat.

MoU ini akan membuka akses bagi para pihak untuk dapat saling berkoordinasi, diskusi dan melakukan pertukaran informasi dalam rangka pelaksanaan sejumlah program. Simamora juga menjelaskan bahwa program konservasi ini tidak hanya berhenti pada penanaman pohon saja, namun akan dilakukan secara berkesinambungan mulai dari penentuan lokasi penghijauan, sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat, pemeliharaan tanaman, hingga pengawasan dan evaluasi.

Direktur Operasional PJT I menegaskan, kegiatan konservasi sejauh ini diyakini belum cukup maksimal. “Dengan adanya kerjasama ini semoga akan diperoleh manfaat konservasi secara optimal. Tentunya dengan dukungan Bupati Toba dan jajarannya supaya Danau Toba semakin asri,” harapnya.

Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan konservasi penghijauan sangat penting. “Masyarakat bisa terlibat dalam kegiatan konservasi dan merawat pohon yang telah ditanam. Sinergitas ini juga menjadi kewajiban kami dari BUMN untuk mengedukasi akan manfaat dari penghijauan, terutama bagi masyarakat setempat,” pungkasnya.

Dalam hal konservasi di Wilayah Sungai Toba Asahan, PJT I yang memperoleh penugasan dari Pemerintah sejak 2014 telah bekerjasama dengan PT. Inalum sejak 2016. Dari 2019 hingga kini sudah terlaksana program penanaman pohon di lahan kritis Danau Toba seluas 371 hektare atau sebanyak 191 ribu batang pohon.

Khusus Kabupaten Toba sudah terlaksana seluas 50 hektar atau 41 ribu batang di Desa Ombur, Kecamatan Silaen. Adapun tahun 2021 seluas 290 hektar masih dalam proses penanaman.


Dept. Humas dan Informasi Publik PJT I