KIP 24 (1)

Pintu Air Wonokromo Dilengkapi Sistem IoT Berbasis Sensor Canggih

Surabaya –  Pintu Air Wonokromo yang menghubungkan Kali Surabaya dengan Kali Mas kini dilengkapi dengan sistem IoT (Internet of Things) berbasis sensor canggih dan otomatis. Dengan sistem tersebut, maka pemantauan Pintu Air Wonokromo dapat dilakukan secara Real Time dari Command Centre atau pusat kendali yang berada di kantor pusat Perum Jasa Tirta (PJT) I di Kota Malang. 

Kepala Sub Divisi Pengelolaan Wilayah Sungai Brantas 3 PJT I, Teguh Bayu Aji menjelaskan, dengan sistem IoT sensor canggih maka pengendalian pintu air dari ruang kendali dapat dilakukan secara presisi. “Dengan modernisasi ini efisiensi pengelolaan air meningkat. Terutama dalam merespon terhadap perubahan debit air yang lebih cepat, risiko human error juga berkurang dan distribusi air menjadi lebih optimal,” jelas Bayu Aji, Jumat (21/2/2025). 

Sebelumnya, pengoperasian Pintu Air Wonokromo masih dilakukan secara manual, sehingga memerlukan tenaga operator luntuk mengoperasikan pintu air di lokasi kontrol. “Proses manual sebelumnya sering mengalami tantangan seperti ketepatan pemantauan realtime dan kecepatan respon terhadap perubahan debit air serta cuaca di Kota Surabaya,” ungkapnya. 

Untuk itu, proses modernisasi Pintu Air Wonokromo dimulai dengan pemasangan sensor pada infrastruktur bendung. Meliputi sensor ketinggian elevasi hulu dan hilir, sensor ketinggian bukaan pintu dan sensor pengaman pintu saat kondisi terbuka dan tertutup penuh. 

Dilanjutkan dengan pemasangan controller berbasis programable logic controller untuk melakukan kalibrasi setiap sensor, sinkronisasi dan integrasi dari infrastruktur menuju server. Dengan sensor tersebut, maka dapat dioperasikan secara online maupun otomatis sesuai aturan yang diberikan untuk memastikan kendali yang lebih efisien dan responsif. 

Supervisor Wilayah Sungai Brantas PJT I, Dwi Mihayanto mengungkapkan, Pintu Air Wonokromo telah dibangun sejak 1917 di masa kolonial Belanda. “Posisinya berada tepat di percabangan antara Kali Mas dan Kali Surabaya di wilayah Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya,” katanya. 

Lalu dilakukan proses rehabilitasi untuk pertama kali pada tahun 1991 oleh Proyek Brantas. “Saat itu dilakukan berupa penggantian pintu air berbahan kayu diganti dengan pintu baja dengan motor elektrik,” ungkap pria yang juga menjadi Tim Elektromekanis tersebut. 

Pintu Air Wonokromo memiliki dua pintu pengatur dan dua pintu pelayaran yang berfungsi mengendalikan banjir di Kali Mas. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur debit pemeliharaan sungai, mengatur ketinggian muka air di Kali Surabaya dan untuk air baku PDAM Kota Surabaya serta untuk mengatur ketersediaan air baku industri di bagian hilir sungai. 

Bayu Aji menambahkan, sumber daya air merupakan aset berharga yang perlu dikelola dengan bijak dan modern. Dengan sistem yang bekerja otomatis didukung menggunakan jaringan internet itu diyakininya akan sangat membantu dalam upaya pengendalian banjir. 

“Ini menjadi bagian dari langkah strategis Perum Jasa Tirta I sebagai BUMN pengelola sumber daya air dalam meningkatkan pengelolaan dan pelayanan. PJT I yang kini telah memasuki usia 35 tahun tentu akan terus berinovasi untuk menghadirkan solusi cerdas bagi keberlanjutan air di masa depan,” pungkasnya. 

 

—-

Sub Divisi Komunikasi Korporat dan Umum PJT I

KIP 24 (6)

Dukung Pemantauan Kualitas Air Wilayah Sungai Danau Toba, Jasa Tirta I Resmikan Gedung Laboratorium Parapat

Jasa Tirta I meresmikan Laboratorium Lingkungan (LL) Parapat di kawasan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada Selasa, 4 Februari 2025. Adapun gedung laboratorium yang berlokasi di Jalan Istana, Kelurahan Tiga Raja, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara berada cukup dekat dengan Danau Toba. Pada kegiatan dimaksud sejumlah tamu undangan hadir dari perwakilan Pemprov Sumatera Utara, Muspida, Kapolsek Parapat, Danramil, Lurah serta Koordinator Wisata Grand Pantai Timur.

Secara langsung peresmian dilakukan oleh Direktur Utama PJT I, Bapak Fahmi Hidayat. Secara simbolis peresmian dilakukan ditandai dengan penandatanganan prasasti yang akan menjadi monumen di Laboratorium Lingkungan Parapat milik PJT I. Bapak Fahmi menyampaikan harapannya, “Semoga kehadiran laboratorium ini memberikan manfaat besar bagi pemantauan dan perlindungan lingkungan di kawasan Danau Toba yang memiliki peran strategis sebagai destinasi wisata dan sumber daya air yang penting”.

Pembangunan Laboratorium Lingkungan ini merupakan bagian dari upaya PJT I dalam mendukung pengelolaan dan pemantauan kualitas lingkungan, khususnya di wilayah Danau Toba dan sekitarnya. Dengan adanya laboratorium ini, pengujian kualitas air dan lingkungan dapat dilakukan lebih efektif guna memastikan kelestarian ekosistem di kawasan tersebut.

Dengan adanya Laboratorium Lingkungan Parapat milik PJT I ini, analisa berbagai parameter kualitas air dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu mengirimkan sampel ke laboratorium di Jawa. Langkah yang tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memastikan bahwa setiap parameter kualitas air yang memiliki holding time atau batas waktu tertentu dapat diukur dengan akurasi dan ketepatan waktu.

Bapak Fahmi menyampaikan, “Laboratorium Lingkungan Parapat PJT I diupayakan secepatnya dapat beroperasi. Harapannya tidak lebih dari tahun 2025 Laboratorium PJT I yang ada di Parapat dapat memberikan layanan kepada seluruh pihak terkait. Kami harapkan doanya agar hal dimaksud dapat segera terwujud,” ujarnya menutup pembicaraan.

——————————————————
Sub Divisi Komunikasi Korporat dan Umum