(001) 88451234 88455438
Pengelolaan sumber daya air (SDA) sangat tergantung dengan curah hujan, dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air di masing-masing wilayah sungai.
Ketersediaan air di Wilayah Sungai yang menjadi wilayah kerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi tampungan air waduk. Untuk Wilayah Sungai Brantas dipengaruhi oleh kondisi tampungan air Waduk Sutami, Waduk Lahor, Waduk Bening, Waduk Wonorejo dan Waduk Selorejo. Sementara untuk ketersediaan air di wilayah sungai Bengawan Solo dipengaruhi oleh kondisi tampungan air Waduk Wonogiri. Ketersediaan air di wilayah sungai Jratunseluna dipengaruhi oleh kondisi tampungan air di Waduk Kedung Ombo dan ketersediaan air di wilayah sungai Serayu Bogowonto dipengaruhi oleh kondisi tampungan air di Bendungan Wadaslintang dan Bendungan Sempor. Sedangkan pada wilayah sungai Toba Asahan ketersediaan air dipengaruhi oleh kondisi tampungan air di Danau Toba dan Bendungan Siruar.
Penurunan kapasitas waduk akibat sedimentasi masih menjadi persoalan utama yang menjadi perhatian Perusahaan karena bersifat serius dan terus menerus sepanjang tahun. Waduk-waduk yang mengalami penurunan tampungan di WS Brantas adalah Waduk Sengguruh (tingkat sedimentasi rerata 0,78 juta m3/tahun), Waduk Sutami (rerata 4,39 juta m3/tahun) dan Wlingi (rerata 0,53 juta m3/tahun), sedangkan di WS Bengawan Solo waduk yang mengalami sedimentasi adalah Waduk Wonogiri (rerata 5,70 juta m3/tahun).
Menurunnya kapasitas waduk tersebut dapat mempengaruhi upaya pengendalian banjir dan mengurangi pelayanan air baku kepada para pemanfaat. Agar waduk-waduk tersebut tetap berfungsi dengan baik, setiap tahun Perusahaan memprogramkan kegiatan O&P berupa pengerukan sedimen (dredging) dan penggelontoran sedimen (flushing).
Sedimentasi yang tinggi terutama disebabkan oleh kerusakan daerah tangkapan air waduk yang terletak di bagian hulu suatu wilayah sungai. Kondisi tersebut meningkatkan laju erosi yang dipicu oleh pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi. Selain berdampak pada tingginya angkutan sedimen, kerusakan daerah aliran sungai (DAS) juga dapat mengakibatkan berkurangnya ketersediaan aliran dasar (baseflow) di musim kemarau.
Dalam pengalokasian air baku, Perusahaan mengacu pada Rencana Tahunan Operasi Waduk (RTOW) dan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat. Pada kondisi kering, Perusahaan dapat melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menambah ketersediaan air di waduk.
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 50,5 %
Laju sedimentasi per Tahun: 1.440.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 51,4 %
Laju sedimentasi per Tahun: 770.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 81,8 %
Laju sedimentasi per Tahun: 430.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 89,7 %
Laju sedimentasi per Tahun: 660.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 4,9 %
Laju sedimentasi per Tahun: 150.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 75,4%
Laju sedimentasi per Tahun: 225.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 17,2 %
Laju sedimentasi per Tahun: 430.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 70,8 %
Laju sedimentasi per Tahun: 430.000 m³/tahun
Presentase tampungan waduk
(aktual terhadap rencana) : 65,5 %
Laju sedimentasi per Tahun: 1.010.000 m³/tahun