Sekitar 50 pejabat struktural dari Perum Jasa Tirta (PJT) I belajar tentang strategi komunikasi media untuk korporasi. Pembelajaran workshop digelar secara online dengan menghadirkan narasumber Zainal Arifin Emka yang merupakan Staf Ahli Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur.
Workshop dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, Jumat (16/7/2021). Dalam sambutannya, Raymond memberikan keleluasaan bagi seluruh pejabat struktural di jajarannya untuk bisa menyampaikan pesan pada media massa.
“Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, seluruh pejabat di PJT I adalah penyampai pesan yang merepresentasikan perusahaan. Baik melalui media massa ataupun media sosial,” jelasnya.
Ia pun menyambut baik workshop yang digelar oleh Departemen Humas dan Informasi Publik PJT I bersama dengan Forum Jurnalis Peduli Sungai (FJPS). “Sembari bekerja di kantor dan di rumah bagi yang WFH, sambil duduk-duduk saja mengikuti workshop strategi komunikasi media untuk korporasi ini bisa dapat ilmu yang luar biasa dari Pak Zainal,” ungkapnya.
Ia juga mengenalkan sosol Zainal Arifin Emka pada seluruh pejabat strukturalnya. “Pak Zainal ini assesor untuk uji kompetensi wartawan. Beliau juga dosen komunikasi di Stikosa AWS. Semoga banyak ilmu yang bisa didapat dari webinar kali ini,” harapnya.
Dalam paparannya, Zainal menjelaskan tentang pentingnya komunikasi dengan media massa. “Intinya jangan menghindar dari wartawan. Jika ada pertanyaan lebih baik dijawab. Jika tidak maka pemberitaannya akan menggelinding tak tentu arah karena wartawan pastibakan mencari narasumber lain yang mungkin kurang kompeten,” katanya.
Saat sesi tanya jawab, sejumlah pejabat PJT I juga menanyakan perihal kompetensi SDM di perusahaan yang berlatar belakang teknik sipil dan mesin. Secara sederhana, Zainal memberikan saran atas pertanyaan tersebut.
“Memang tidak semua pejabat menguasai dan mampu menjawab pertanyaan wartawan. Lebih baik tetap direspon dan meminta waktu untuk menyiapkan jawaban. Bisa minta jawaban pada pehabat lain yang kebih kompeten di bidangnya. Atau bahkan bisa membantu memfasilitasi atau menghubungkan wartawan dengan pejabat yang bisa menjawab,” ungkapnya.
Ia meminta pejabat PJT I tidak hanya reakrif atau merespon saat ada berita jelek tentang perusahaan. Namun, kata dia, jika ada data yang memang menjadi siklus rutin tahunan bisa disiapkan sebelum ada pertanyaan dari wartawan.
“Saat kemarau pasti pertanyaan wartawan soal debit air di waduk, kualitas air sungai. Kalau musim hujan biasanya soal potensi banjir dan cara penanggulangannya. Ini siklus tahunan yang datanya bisa disiapkan sejak awal. Tinggal update angka atau data terbarunya saja,” sarannya.
Untuk mengurangi potensi kesalahan wartawan dalam menulis berita hasil wawancara, ia juga menyarankan dibuatkan rilis berita tertulis. “Terkadang ada istilah teknis yang tidak semua wartawan paham dan tahu. Dengan rilis tertulis bisa mengurangi potensi kesalahan dalam pemberitaan,” pungkasnya.
Add a Comment