21

PJT I Gelar Webinar Merangkul AKHLAK, Berdamai Dengan Pandemi

Malang – Kementerian BUMN sejak setahun lalu mencanangkan nilai-nilai utama atau core value dengan akronim AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Untuk memperingatinya, Perum Jasa Tirta (PJT) I sebagai salah satu BUMN pengelola sumber daya air menggelar webinar dengan tema Merangkul AKHLAK, Berdamai Dengan Pandemi, Kamis (29/7/2021).

Webinar yang digelar melalui platform zoom maupun youtube tersebut dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan. Acara dihadiri pula oleh Ketua Dewan Pengawas PJT I, Pitojo Tri Juwono serta Komisaris dan Direksi Jasa Tirta Energi yang merupakan anak perusahaan dari PJT I.

“Adanya core value AKHLAK yang dicanangkan Menteri BUMN, Erick Thohir setahun lalu harus dipegang oleh semua insan di lingkup Kementerian BUMN di Indonesia. Tentunya ini sudah menjadi satu nilai yang tunggal dianut oleh semua BUMN dan anak perusahaannya,” kata Raymond saat dikonfirmasi, Jumat (30/7/2021).

Sebelumnya, kata Raymond, kurang lebih ada 140 BUMN yang masing-masing memiliki core value sendiri, termasuk PJT I. Namun dengan menjadikan AKHLAK sebagai core value seluruh BUMN, maka seluruh insan BUMN diharapkan memiliki keseragaman budaya kerja, yang tentunya akan memunculkan satu karakter kuat yang tumbuh di setiap insan BUMN.

“Ini merupakan rancangan yang sangat visioner dari Bapak Menteri BUMN. Bahwa di dalam segala perubahan yang terjadi termasuk volatility, uncertainty, complexity, dan juga berbagai ambiguity, beliau menyatukan core value dari 140an BUMN menjadi satu core value yang kita sebut AKHLAK. Tidak lain adalah untuk menyiapkan agar SDM di seluruh BUMN memiliki standar perilaku dan etika yang sama, dimana nantinya dapat menjadi agent of change yang siap menjalankan roda pembangunan negeri ini,” ungkapnya.

PJT I sendiri telah menetapkan AKHLAK sebagai budaya kerja perusahaan melalui Keputusan Direksi per tanggal 30 Juli 2020. Penetapan ini merupakan komitmen perusahaan untuk mengoptimalkan penerapan AKHLAK hingga ke ranah direksi, dewan pengawas dan karyawan perusahaan.

“Agar lebih efektif dan efisien, implementasi transformasi budaya organisasi harus terukur. Agar selanjutnya dapat disusun program transformasi yang berkesinambungan dan terintegrasi dengan visi misi perusahaan,” kata Ganindra Adi Cahyono dalam paparannya pada materi webinar sesi pertama.

Manajer Utama yang membidangi Sumber Daya Manusia di PJT I tersebut, menjelaskan secara rinci penjabaran dari AKHLAK. Ia menjadi narasumber pertama yang membawakan materi berjudul Menakar tingkat kesehatan AKHLAK sebagai Budaya Organisasi.

Dalam webinar itu juga menghadirkan pemateri dari luar lingkup PJT I. Dengan membawakan materi Living in Harmony with Covid-19, Sharlinni Erisa Putri selaku Co-Founder PT Nusantics ikut sebagai narasumber kedua.Pendiri perusahaan startup teknologi genom pertama di Indonesia itu menjelaskan bagaimana cara virus Covid-19 bermutasi serta apa yang perlu dilakukan agar kita dapat berdamai dengan kondisi pandemi ini. “Sampai hari ini kematian akibat Covid-19 di dunia tercatat sebanyak 4,6 juta jiwa. Namun para ahli memprediksi di tahun 2050 kematian manusia akibat antibiotic resistance bacteria bisa mencapai 2 kali jumlah korban akibat Covid-19,” ungkap Sharlini dalam paparannya.

Dia menjelaskan bahwa tubuh manusia di dalamnya terdiri dari berbagai microbiome seperti bakteri, virus, jamur yang perlu diseimbangkan jenis dan jumlahnya agar imunitas manusia tidak terus melemah. Dengan penggunaan antibiotik berlebihan dapat merusak keseimbangan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya upaya mendiagnosa dan mengembalikan keberagaman microbiome di tubuh kita.

Adaptif adalah salah satu nilai AKHLAK yang saat ini diperlukan bagi kita untuk tetap dapat bertahan di kondisi pandemi.

24

Penuhi 166 Kriteria, Jasa Tirta I Peroleh Sertifikat SMK3

Perum Jasa Tirta (PJT) I berhasil memperoleh sertifikat penghargaan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Sertifikat ini ditandatangani oleh Ibu Menteri, Ida Fauziyah pada tanggal 22 April 2021 dan diterima Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan.

PJT I sebagai BUMN di bidang pengelolaan sumber daya air (SDA) telah memenuhi 166 kriteria untuk kategori Tingkat Lanjutan sesuai PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3. Hasil skoring penilaian yang diraih pun cukup tinggi, dengan nilai 91,56 persen yang berarti masuk dalam kategori tingkat penerapan memuaskan.

Sertifikat tersebut ditetapkan melalui SK Menaker RI No. 37 Tahun 2021 dan disampaikan oleh Kepala Cabang PT. Sucofindo (Persero) Surabaya, Ida Bagus Kade Padma sebagai pihak yang melakukan assesmen atas penerapan SMK3 di lingkup PJT I. Proses penyerahan yang dilakukan pada masa PPKM Darurat itu diselenggarakan secara virtual pada Kamis 22 Juli 2021.

“Penerimaan Sertifikat SMK3 di PJT I adalah sebuah proses dimana penerapannya sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dan penerimaannya sudah sepatutnya disyukuri. Kami mewakili direksi berterima kasih kepada seluruh pihak di PJT I yang telah berkomitmen untuk dapat menghasilkan sistem kerja dengan standar K3 sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan konsisten dalam penerapannya sebagai BUMN pengelola SDA,” kata Raymond, Jumat (23/7/2021).

Menurutnya, sistem manajemen adalah kebutuhan sebuah korporasi, bukan ego sektoral semata. Dalam implementasinya, lanjut dia, diperlukan upaya bersama untuk memberikan hasil terbaik bagi perusahaan dan berkontribusi untuk bangsa dan negara.

Ia menegaskan pada seluruh jajarannya, bahwa SMK3 diperoleh sebagai pemicu untuk lebih bekerjasama dengan mengesampingkan ego, berupaya lebih mendengarkan dan mengupayakan hal terbaik untuk kepentingan korporasi. “Kami akan pertahankan, dengan membangun kesadaran K3 sebagai kebutuhan dan budaya keseharian dalam menjalankan segala proses bisnis perusahaan,” jelasnya.
Berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012, setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya dan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3. Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa setiap perusahaan wajib menetapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Dalam pencapaian penghargaan sertifikat SMK3, PJT I memiliki dua kegiatan utama. Pertama, kegiatan operasi sebagai upaya untuk dapat memanfaatkan air dan sumber-sumber air secara optimal dan mengendalikan daya rusaknya yang berupa banjir, kekeringan maupun pencemaran air. Kedua adalah kegiatan pemeliharaan sebagai upaya menjaga air dan sumber air serta prasarana pengairan untuk tetap dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

Untuk dapat menunjang kegiatan itu, dengan telah diperolehnya sertifikat SMK3 atas assesmen yang telah dilakukan Desember 2020 lalu, maka PJT I dinyatakan telah berhasil meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
Selain Sistem Manajemen K3, PJT I juga telah memperoleh sertifikasi dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015, Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37002 : 2016, serta khusus untuk produk layanan Laboratorium Lingkungan juga diperoleh sertifikasi sebagai laboratorium penguji berstandar SNI ISO/IEC 17025 : 2008.

25

Jasa Tirta I Ajak Puluhan Wartawan Belajar Jurnalisme Data

Perum Jasa Tirta (PJT) I mengajak puluhan jurnalis dari wilayah sungai Brantas, Bengawan Solo dan Toba Asahan untuk belajar jurnalisme data di era digital. Workshop yang digelar, Jumat (16/7/2021) secara virtual itu menghadirkan narasumber Atmaji Sapto Anggoro, CEO PT Binokular Media Utama.

Sapto juga dikenal sebagai mantan CEO Tirto.id serta pendiri detik.com dan merdeka.com yang menjadi portal media online terkemuka di Indonesia. Workshop dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan yang juga menjadi keynote speaker dalam workshop yang berlangsung 150 menit tersebut.

Dalam paparannya, Raymond mengapresiasi workshop yang diikuti wartawan dari Forum Jurnalis Peduli Sungai dari daerah Surabaya, Malang, Batu, Lamongan, Medan, dan Toba. “Dunia jurnalistik tidak asing bagi saya. Dulu saya juga sempat hampir menjadi jurnalis pada tahun 90-an,” katanya.

Ia bercerita pengalamannya pernah mendaftar menjadi kontributor The Jakarta Post. “Waktu itu tes pakai TOEFL minimal 500 dan saya 500 sekian dan dinyatakan lolos. Tapi saat itu saya memilih tidak melanjutkan dan memilih melanjutkan kuliah hingga bekarir di PJT I,” ungkapnya bercerita.

Dengan pelbagai pengalaman di dunia jurnalistiknya itu, ia pun mengaku sangat mengapresiasi kerja wartawan dalam mencari informasi berita. “Saya walaupun malam hari di WA atau ditelpon wartawan selalu saya balas. Saya paham wartawan kerja juga ada deadline. Jadi dengan workshop yang digelar ini, saya berharap bisa menambah ilmu bagi kawan-kawan jurnalis,” harapnya.

Dalam materi workshop, Sapto selaku narasumber menjelaskan bahwa jurnalisme data bukanlah hal baru dalam dunia jurnalistik. Bahkan, jurnalisme data sudah ada sejak 1858 saat seorang perawat pada perang Inggris di Krimea, dulu Uni Soviet sekarang Ukraina merilis data jumlah kematian dalam perang.

Namun, kata dia, dengan perkembangan dunia digital saat ini jurnalisme data masih menjadi hal penting. “Saat ini banyak sekali informasi hoaks, missinformasi dan disinformasi melalui media sosial. Peran jurnalisme data ini sangat penting untuk bisa meng-counter informasi yang salah itu,” katanya.

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah jurnalis menanyakan perihal sulitnya mencari data yang akurat. Selain itu, berkembangnya media sosial juga menjadi tantangan bagu para jurnalis di tengah banyaknya informasi yang beredar di masyarakat.

Sapto menjelaskan, di dalam jurnalisme data, kecepatan tidak menjadi hal penting karena akurasi data yang tepat menjadikan berita menjadi lebih kredibel. “Yang dicari orang saat ini adalah kebenaran. Namun kebenaran tidak tunggal tapi bisa diadu fakta dan datanya. Cilaka buat seorang jurnalis jika tidak menyampaikan data yang benar,” pungkasnya.

26

Pejabat Struktural Jasa Tirta I Belajar Strategi Komunikasi Media

Sekitar 50 pejabat struktural dari Perum Jasa Tirta (PJT) I belajar tentang strategi komunikasi media untuk korporasi. Pembelajaran workshop digelar secara online dengan menghadirkan narasumber Zainal Arifin Emka yang merupakan Staf Ahli Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur.

Workshop dibuka oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, Jumat (16/7/2021). Dalam sambutannya, Raymond memberikan keleluasaan bagi seluruh pejabat struktural di jajarannya untuk bisa menyampaikan pesan pada media massa.

“Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, seluruh pejabat di PJT I adalah penyampai pesan yang merepresentasikan perusahaan. Baik melalui media massa ataupun media sosial,” jelasnya.

Ia pun menyambut baik workshop yang digelar oleh Departemen Humas dan Informasi Publik PJT I bersama dengan Forum Jurnalis Peduli Sungai (FJPS). “Sembari bekerja di kantor dan di rumah bagi yang WFH, sambil duduk-duduk saja mengikuti workshop strategi komunikasi media untuk korporasi ini bisa dapat ilmu yang luar biasa dari Pak Zainal,” ungkapnya.

Ia juga mengenalkan sosol Zainal Arifin Emka pada seluruh pejabat strukturalnya. “Pak Zainal ini assesor untuk uji kompetensi wartawan. Beliau juga dosen komunikasi di Stikosa AWS. Semoga banyak ilmu yang bisa didapat dari webinar kali ini,” harapnya.

Dalam paparannya, Zainal menjelaskan tentang pentingnya komunikasi dengan media massa. “Intinya jangan menghindar dari wartawan. Jika ada pertanyaan lebih baik dijawab. Jika tidak maka pemberitaannya akan menggelinding tak tentu arah karena wartawan pastibakan mencari narasumber lain yang mungkin kurang kompeten,” katanya.

Saat sesi tanya jawab, sejumlah pejabat PJT I juga menanyakan perihal kompetensi SDM di perusahaan yang berlatar belakang teknik sipil dan mesin. Secara sederhana, Zainal memberikan saran atas pertanyaan tersebut.

“Memang tidak semua pejabat menguasai dan mampu menjawab pertanyaan wartawan. Lebih baik tetap direspon dan meminta waktu untuk menyiapkan jawaban. Bisa minta jawaban pada pehabat lain yang kebih kompeten di bidangnya. Atau bahkan bisa membantu memfasilitasi atau menghubungkan wartawan dengan pejabat yang bisa menjawab,” ungkapnya.

Ia meminta pejabat PJT I tidak hanya reakrif atau merespon saat ada berita jelek tentang perusahaan. Namun, kata dia, jika ada data yang memang menjadi siklus rutin tahunan bisa disiapkan sebelum ada pertanyaan dari wartawan.

“Saat kemarau pasti pertanyaan wartawan soal debit air di waduk, kualitas air sungai. Kalau musim hujan biasanya soal potensi banjir dan cara penanggulangannya. Ini siklus tahunan yang datanya bisa disiapkan sejak awal. Tinggal update angka atau data terbarunya saja,” sarannya.

Untuk mengurangi potensi kesalahan wartawan dalam menulis berita hasil wawancara, ia juga menyarankan dibuatkan rilis berita tertulis. “Terkadang ada istilah teknis yang tidak semua wartawan paham dan tahu. Dengan rilis tertulis bisa mengurangi potensi kesalahan dalam pemberitaan,” pungkasnya.

24

PJT I Flushing Bendungan Sengguruh

Malang – Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan flushing atau penggelontoran sedimen di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang. Kegiatan pemeliharaan waduk itu dilakukan untuk memperpanjang usia guna bendungan dengan cara mengoptimalkan daya tampung waduk yang menyusut akibat tingginya sedimentasi. Proses flushing dilakukan selama enam hari. Terhitung mulai 26 Juni 2021 lalu dan berakhir hari ini, Kamis 1 Juli 2021.

Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora menjelaskan, daya tampung air Bendungan Sengguruh memang telah mengalami penurunan cukup drastis akibat sedimentasi. “Pada Awal beroperasi di tahun 1989, kapasitas tampungan Bendungan Sengguruh mencapai 21,5 juta meter kubik. Namun karena posisinya yang berada paling hulu di sistem Brantas, maka bendungan ini menerima sedimen dan sampah dengan volume yang cukup tinggi tiap tahunnya. Laju sedimentasi Sengguruh saat ini telah mencapai 1,1 juta meter kubik per tahun. Ini mengakibatkan kapasitasnya turun dan hanya menyisakan 5-6 persennya atau sekitar 900 ribu meter kubik,” kata Simamora.

Ia menambahkan, luas daerah tangkapan air Waduk Sengguruh 1.659 km². Mencakup Kota Batu, Kota Malang, dan sebagian Kabupaten Malang. “Aktivitas manusia yang semakin meningkat pasti membutuhkan ruang, ini menyebabkan berkurangnya areal hutan di hulu. Bertambahnya areal pertanian dan pemukiman menyebabkan laju erosi di hulu meningkat, dan berakhir menjadi sedimentasi di Bendungan Sengguruh ini,” terang Simamora. “Pekerjaan flushing ini sangat diperlukan untuk menjaga bendungan agar tetap berfungsi. Idealnya kegiatan flushing dilaksanakan tiap tiga tahun. Flushing pertama sejak awal beroperasinya bendungan dilaksanakan pada tahun 2016, kemudian di tahun 2018. Jadi tahun 2021 ini adalah kali ketiga pelaksanaan flushing di Sengguruh.”

Simamora juga menambahkan bahwa kegiatan flushing ini merupakan salah satu bentuk implementasi penggunaan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) yang selama ini telah dipungut oleh PJT I kepada PT. PJB atas penggunaan air dari Waduk Sengguruh untuk pengoperasian PLTA. “Kegiatan flushing ini juga merupakan bentuk pelayanan kami kepada para pemanfaat, dalam hal ini PT. PJB yang telah membayarkan BJPSDA nya untuk kebutuhan pengelolaan sumberdaya air.”

Proses penggelontoran di awali dengan sosialisasi pada instansi terkait seperti TNI, Polri dan masyarakat sekitar, termasuk pemberitahuan pada Bupati Malang akhir Mei lalu. Kasubdiv Jasa ASA I/1 PJT I, Hermawan C Nugroho menambahkan, untuk sosialisasi pada masyarakat dilakukan untuk mengamankan agar tidak ada warga yang mendekat dan beraktivitas di hilir bendungan selama proses flushing dilakukan.

Untuk tahap pelaksanaan, di awal pihaknya sudah membuka pintu spillway untuk menggelontorkan air dan sedimen yang ada di dasar bendungan. Guna mengoptimalkan penggelontoran sedimen yang berwujud lumpur dan pasir, PJT I menurunkan empat alat berat amphibious excavator long arm. Flushing kali ini ditargetkan dapat menggelontor 200 hingga 250 ribu meter kubik sedimen. “Untuk bisa mengimbangi sedimen yang masuk ke waduk, tidak cukup jika hanya mengandalkan kapal keruk. Dari evaluasi flushing sebelumnya, kegiatan ini dinilai cukup efektif menambah kapasitas waduk hingga 250 meter kubik dalam waktu relatif singkat,” jelas Hermawan.

Saat ini proses flushing masih dilakukan untuk memindahkan sedimen dengan eskavator agar larut dan ikut mengalir ke sisi hilir bendungan. “Sampai sekarang masih kami lakukan. Rencananya, flushing akan selesai hari ini. Kalau memungkinkan, sore atau malam nanti, pintu air sudah ditutup dan bisa kembali diisi air,” katanya.

Ditanya mengenai daya tampung bendungan setelah digelontor, ia mengaku belum bisa menghitung secara pasti. “Sekarang baru kasat mata saja, tapi hitungan pasti untuk daya tampungnya akan dilakukan pengukuran echosounding lebih dulu oleh tim dari kantor pusat. Segera kami infokan lebih lanjut. Mungkin minggu depan,” tuturnya.

Setelah pintu air di Bendungan Sengguruh ditutup, Hermawan memastikan waduk dapat terisi penuh kembali dengan durasi setengah hari. “Untuk pengisian kembali air di Sengguruh bisa 8 sampai 12 jam. Air diisi dari aliran hulu di Sungai Brantas dan Sungai Lesti. Saat ini debit air dari kedua sungai masih normal di kisaran 30-40 meter kubik per detik,” ungkapnya.

Untuk mengurangi sedimentasi di Sengguruh, ia juga berharap agar masyarakat lebih memperhatikan kaidah konservasi dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Seperti tidak melakukan penebangan pohon di sisi hulu Sungai Brantas, termasuk juga menggunakan terasan dalam mengolah lahan pertanian. Selain itu lebih dimasifkan lagi kegiatan penanaman pohon untuk mengurangi erosi dan tanah longsor.

Ia juga mengimbau masyarakat di wilayah hulu, seperti Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang agar tidak membuang sampah ke sungai atau bantaran sungai. Pasalnya, kata dia, sampah juga menjadi masalah yang cukup mendominasi di Bendungan Sengguruh.

Perlu diketahui, Bendungan Sengguruh merupakan salah satu bendungan yang berada di sistem Sungai Brantas dan dikelola oleh PJT I. Lokasinya berada di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang atau sekitar 24 KM di selatan Kota Malang dan 14 KM hulu Bendungan Sutami.

Bendungan ini berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas pembangkitan sebesar 2 x 14,5 MW. Selain itu, juga berperan sebagai penangkap sedimen yang akan masuk ke Bendungan Sutami, dengan demikian umur ekonomis Bendungan Sutami dapat terjaga.

22

PJT I Bersama Pemkab Madiun Tanam 10 Ribu Bibit Akar Wangi

Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama dengan Pemkab Madiun melalui BPBD Madiun melakukan penanaman 10 ribu bibit akar wangi (chrysopogon zizanioides). Penanaman dalam rangka peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia itu dilakukan di kawasan lereng Gunung Wilis Desa Durenan, Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Kepala Departemen Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Nina Meita Sari mengatakan, penanaman tersebut sebagai implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim. Pelaksanaannya dituangkan dalam Program Penanaman Pohon di wilayah kerja PJT I sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

“Kami memberikan bantuan dana program TJSL kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun untuk melaksanakan penanaman akar wangi di sepanjang bantaran anak Sungai Bengawan Solo di daerah Kabupaten Madiun. Ini sebagai upaya pencegahan dan mitigasi bencana,” jelasnya, Sabtu (19/6/2021).

Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun juga memberikan penghargaan kepada PJT I. Penghargaan itu atas partisipasi dan peran sertanya dalam mendukung kegiatan pembangunan di Kabupaten Madiun melalui program TJSL tersebut.

Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/2 PJT I, Achmad Syuhairus Syam mengatakan, kegiataan konservasi di wilayah Kabupaten Madiun telah dilakukan setiap tahun oleh PJT I.
Pada tahun ini, kegiatan konservasi difokuskan pada mitigasi bencana banjir dan longsor yang diwujudkan dalam bentuk penanaman jenis tanaman akar wangi atau vetiver.

“Vetiver ini memiliki akar serabutnya bersifat mengikat tanah dan panjangnya sampai lima meter ke dalam tanah. Sehingga sangat cocok untuk mencegah bencana longsor,” jelasnya.

Lokasi dipilihnya Desa Durenan, Kecamatan Gemarang karena termasuk wilayah DAS Brantas. Pertimbang lain, karena pernah terjadi longsor pada tanggal 5 April 2021 yang menelan banyak kerugian. Selain itu, lanjut dia, untuk membentuk keseimbangan ekologi dimana tanaman porang yang menjadi andalan ekonomi warga sekitar dapat dikurangi dampaknya dengan tanaman akar wangi.

Untuk diketahui, akar wangi dengan nama lain vetiver merupakan tanaman sejenis rumput besar atau alang-alang. Akar wangi secara masif akarnya tumbuh hingga kedalam lima meter sehingga dinilai memiliki fungsi seperti kolom-kolom beton yang dapat menahan tanah agar tidak longsor.

Akar wangi juga dapat tumbuh di daerah lahan marginal, kering ataupun tercemar. Disisi lain akar wangi juga tahan terhadap iklim, hama penyakit maupun api.

PJT I dan Inalum Kerjasama Bersihkan Bendungan Siruar dan Sigura-Gura

Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan kerjasama dengan PT Inalum untuk membersihkan dua bendungan di Wilayah Sungai (WS) Toba Asahan. Dua lokasi bendungan yang dibersihkan yakni Bendungan Siruar dan Bendungan Sigura-gura.

Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora menjelaskan, kerjasama dengan Inalum sebagai bentuk komitmen terhadap layanan dan pengelolaan sumber daya air di WS Toba Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

“Kami dari PJT I bersama dengan PT Inalum telah melakukan kerjasama untuk melaksanakan beberapa program kegiatan secara rutin dan berkala. Satu diantaranya adalah pada tahun 2020-2021 kami melaksanakan kegiatan yang dibilang masih baru yaitu pekerjaan penyemprotan dan pembersihan dinding bendungan yang mencakup area Bendungan Siruar, Sigura-gura dan Tangga,” jelas Simamora, Kamis (3/6/2021).

Pembersihan tubuh bendungan ini merupakan salah satu upaya pemeliharaan bangunan bermaterial beton. Bendungan Siruar mulai beroperasi sejak 1983, sedangkan Bendungan Sigura-gura sejak 1981. Selain untuk mempercantik tampilan bendungan, pembersihan ini juga berfungsi untuk memperpanjang usia guna bangunan.

Sampai dengan bulan Mei 2021 telah dilaksanakan kegiatan pembersihan pada dua lokasi bendungan yaitu Bendungan Siruar seluas 3.200 m2 dan Bendungan Sigura-gura 5.200 m2. Kegiatan pembersihan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Rope Access dan dilengkapi alat bantu Water Jet.

Pembersihan didukung tim pelaksana yang profesional dan tersertifikasi, serta memenuhi persyaratan K3 untuk bekerja di ketinggian. “Kegiatan pembersihan dinding bendungan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar,” katanya.

Selain pembersihan diding bendungan, PJT I yang hadir di WS Toba Asahan sejak 2014 dan eksis tahun 2016 itu juga bekerjasama dengan Inalum dalam kegiatan konservasi. Sejak 2019 hingga kini sudah menanam pohon di lahan 371 hektare atau sebanyak 191 ribu batang pohon.

Khusus Kabupaten Toba, sudah dilakukan penanaman seluas 50 hektare atau 41 ribu batang di Desa Ombur Kecamatan Silaen. Adapun tahun 2021 seluas 290 hektare masih dalam proses penanaman.

Dikerjasamakan pula sosialisasi dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan Sungai Asahan. Kerjasama Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga dilakukan pada saat musim kemarau. Hal itu dilakukan agar menambah tampungan air di Danau Toba.

Adapun kegiatan lain yang dilakukan termasuk pembangunan Laboratorium Air di Parapat. Laboratorium itu akan menjadi sumber informasi bagi masyarakat terkait kondisi kualitas air Danau Toba.


Dept. Humas dan Informasi Publik PJT I

MoU Tripartit Konservasi Danau Toba resmi disepakati, PJT I, Inalum dan Pemkab Toba siap berkolaborasi

Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dan Pemkab Toba telah resmi menyepakati kerjasama pelaksanaan kegiatan konservasi Danau Toba, diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU. Perjanjian tripartit itu dilakukan untuk semakin menguatkan kinerja dalam pengelolaan daerah tangkapan air Danau Toba.

Penandatanganan MoU dilaksanakan Rabu, 2 Juni 2021 lalu. MoU ditandatangani oleh Direktur Operasional PJT I, Gok Ari Joso Simamora, Kepala Direktur Operasi dan Produksi PT Inalum, Rainaldy Harahap, dan Bupati Toba, Poltak Sitorus.

“Para pihak terkait MoU ini telah bersepakat untuk merealisasikan upaya konservasi Danau Toba secara berkelanjutan dan terkoordinir, sehingga diperoleh hasil yang optimal.” kata Gok Joso Ari Simamora saat dikonfirmasi, Jumat (4/6/2021).

Ia menjelaskan, dengan adanya kerjasama tripartit itu diharapkan dapat mendukung pelaksanaan kegiatan penghijauan yang selama ini telah berjalan, dengan pelibatan peran masyarakat setempat untuk menjaga kearifan lokal yang ada disekitar Danau Toba. Penanaman pohon ini, nantinya akan dapat mengembalikan fungsi daerah tangkapan air sebagai buffering zone untuk mengurangi tingkat erosi di hulu danau. Hal itu, kata dia, sebagai langkah untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan muka air Danau Toba sekaligus menjadi program pemberdayaan masyarakat.

MoU ini akan membuka akses bagi para pihak untuk dapat saling berkoordinasi, diskusi dan melakukan pertukaran informasi dalam rangka pelaksanaan sejumlah program. Simamora juga menjelaskan bahwa program konservasi ini tidak hanya berhenti pada penanaman pohon saja, namun akan dilakukan secara berkesinambungan mulai dari penentuan lokasi penghijauan, sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat, pemeliharaan tanaman, hingga pengawasan dan evaluasi.

Direktur Operasional PJT I menegaskan, kegiatan konservasi sejauh ini diyakini belum cukup maksimal. “Dengan adanya kerjasama ini semoga akan diperoleh manfaat konservasi secara optimal. Tentunya dengan dukungan Bupati Toba dan jajarannya supaya Danau Toba semakin asri,” harapnya.

Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan konservasi penghijauan sangat penting. “Masyarakat bisa terlibat dalam kegiatan konservasi dan merawat pohon yang telah ditanam. Sinergitas ini juga menjadi kewajiban kami dari BUMN untuk mengedukasi akan manfaat dari penghijauan, terutama bagi masyarakat setempat,” pungkasnya.

Dalam hal konservasi di Wilayah Sungai Toba Asahan, PJT I yang memperoleh penugasan dari Pemerintah sejak 2014 telah bekerjasama dengan PT. Inalum sejak 2016. Dari 2019 hingga kini sudah terlaksana program penanaman pohon di lahan kritis Danau Toba seluas 371 hektare atau sebanyak 191 ribu batang pohon.

Khusus Kabupaten Toba sudah terlaksana seluas 50 hektar atau 41 ribu batang di Desa Ombur, Kecamatan Silaen. Adapun tahun 2021 seluas 290 hektar masih dalam proses penanaman.


Dept. Humas dan Informasi Publik PJT I

Jasa Tirta I Siap Kolaborasi Benahi Permasalahan Kali Surabaya

Kegiatan patroli air rutin dilakukan untuk mengetahui kondisi pencemaran yang terjadi utamanya di Kali Surabaya. Bersama dengan instansi terkait, 25 Mei 2021 di Kali Surabaya dilakukan patroli air yang menghasilkan sejumlah temuan diantaranya ditemukan adanya banyak perahu tambang yang masih beroperasi. Selain itu, banyak juga ditemukan tumpukan sampah di bantaran sungai dan tak sedikit pula yang dibakar hingga masuk ke badan sungai.

Mencermati hal itu, pihak Perum Jasa Tirta (PJT) I selaku operator pengelola SDA di Wilayah Sungai Brantas akan segera melakukan pembenahan bersama Pemerintah dan Instansi terkait. Adapun berdasar data dari data tim patroli air, untuk perahu tambang dari wilayah Wringin Anom, Gresik hingga Gunungsari, Surabaya tercatat sebanyak 54 perahu yang beroperasi dan tiga lainnya tidak, karena kondisi rusak. Sementara sampah di sepanjang bantaran Kali Surabaya yang terpantau di wilayah Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya juga mencapai ratusan titik.

Menyikapi maraknya perahu tambang yang digunakan untuk penyeberangan orang dan motor itu, pihak PJT I akan memastikan bersama instansi terkait akan memeriksa keberadaan izin formal dari perahu penyeberangan di Kali Surabaya. Selain permasalahan izin hal lain yang juga menjadi perhatian adalah pemenuhan kelengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perahu yang beroperasi.

Hal lain yang juga menjadi temuan terkait kegiatan penambangan dimana pihak PJT I kedepannya akan segera melakukan survei. Tujuan besarnya agar jangan sampai perahu penambangan itu beroperasi tanpa pembinaan keselamatan. Adanya upaya preventif agar tidak terulang kembali tragedi di Kota Surabaya tahun 1998 dimana ada belasan orang meninggal karena perahunya terbalik akibat perahu tidak layak beroperasi.

Kedepannya perusahaan akan segera melakukan survei dan mengecek kondisi perahu tambang di Kali Surabaya. Dari pantauan tim patroli di lokasi, tak sedikit pula perahu tambang menggunakan dermaga yang posisinya menjorok ke sungai. Untuk penertiban perahu tambang, tidak hanya soal dermaga saja tapi unsur keselamatan juga penting. Jangan sampai terjadi kecelakaan dan menimbulkan korban jiwa.

Permasalahan lain yang juga mengemuka kemudian adalah banyaknya tumpukan sampah di bantaran Kali Surabaya. Di era pandemi ada dampak perubahan pola hidup masyarakat. Namun membuang sampah di bantaran sungai juga tidak bisa dibenarkan. Sebelumnya pada tahun 2019 akhir bersama Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dan Pemkab Gresik, PJT I pernah melakukan pendataan dan survei papan larangan pembuangan sampah di bantaran Kali Surabaya. Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah apakah sampai sekarang papannya masih ada atau tidak, dihiraukan atau tidak dan hal tersebut tentunya menjadi perhatian bersama seluruh pihak yang berkepentingan.

Langkah strategis lain yang akan dilakukan adalah dalam waktu dekat PJT I akan membuat survei terkait sampah bantaran. Hasilnya akan dipaparkan pada Pemkab Gresik, Sidoarjo dan Pemkot Surabaya agar bisa segera dibuatkan rencana aksi penangangan sampah yang sebenarnya menjadi kewajiban dari pemkab atau pemkot. Tujuan akhirnya adalah ditemukan langkah strategis bersama pihak terkait untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Kali Surabaya.

Delapan Bendungan dan Dua Terowongan Aman Pasca Gempa Blitar

Malang – Peristiwa gempa tektonik berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 57 km tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dari gempa yang terjadi Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB itu sempat dikhawatirkan berdampak pada bendungan yang menyinpan cadangan air dan terowongan yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) I.

Namun dari hasil pemantauan visual dan pengecekan fisik, kondisi bendungan dan terowongan masih dalam keadaan normal. “Kalau dari gempa yang di Blitar kemarin, sudah kami cek kondisi delapan bendungan dan dua terowongan yang kami kelola masih kategori aman,” kata Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan saat dikonfirmasi, Senin (24/5/2021).

Raymond mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir ada tiga kali gempa di atas 5 SR. Gempa itu, kata dia, terasa di beberapa bendungan dengan kisaran sebesar II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI), sehingga perlu dilakukan pemerikasaan keamanan bendungan.

Ia menjelaskan, tidak ada retakan dan pergeseran atau rembesan air akibat gempa. “Setelah gempa (Jumat malam), keesokan harinya, tim kami dari PJT I langsung memantau kondisi bendungan dan terowongan. Alhamdulillah semuanya aman,” ujarnya.

Adapun delapan bendungan yang dipantau, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo di wilayah Kab Malang. Dua bendungan di Kab Blitar, yakni Bendungan Lahor dan Wlingi. Lalu Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.

Sedangkan dua terowongan yang dikelola PJT I berada di Tulungagung. Pertama adalah Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowongan Niyama yang dibangun tahun 1961. Kedua adalah Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.

“Dua terowongan ini memang usianya cukup tua, jadi saat terjadi gempa maka setelahnya kami pantau langsung kondisinya. Kondisinya juga cukup aman dan tidak ada tanda-tanda retakan atau pergeseran,” ungkapnya.

Hasil pemantauan bendungan dan terowongan pasca gempa Blitar itu juga langsung dilaporkannya pada Dirjen SDA Kementerian PUPR. Selanjutnya, PJT I kini juga masih melakukan pemantauan kondisi dengan memakai instrumen keamanan bendungan yang terpasang dan laporan analisis serta evaluasi.


Dept. Humas dan Informasi Publik PJT I