Menjalankan peranan yang ditugaskan oleh pemerintah dalam
mengelola Wilayah Sungai (WS) Toba Asahan, Perum Jasa Tirta I (PJT I) secara
rutin melakukan pembersihan sungai. Selain bertujuan untuk menjaga kualitas
air, pemeliharaan sungai juga merupakan upaya optimasi fungsi bangunan
prasarana sumber daya air sebagai penyuplai kebutuhan air maupun pengendali
banjir.
Secara rutin PJT I melakukan kegiatan pembersihan sampah
Sungai Asahan, termasuk di segmen hulu Bendungan Siruar dengan panjang sekitar
15 km. Setiap bulannya, volume rata-rata limbah padat yang diangkat sebanyak
200 – 300 meter kubik atau mencapai 4.000 meter kubik dalam satu tahun.
–
Hasil dari sampah yang dibersihkan kemudian dipilah antara
bahan anorganik dan organik, dimana eceng gondok menjadi salah satu material
sampah orgaik yang diangkut. Terkait hal ini, PJT I berupaya untuk
mengoptimalkan perolehan eceng gondok agar dapat memiliki nilai ekonomis lebih
dengan cara mengolahnya menjadi bahan pupuk kompos. Pada tahun 2020 sesuai
hasil kajian kelayakan yang dilakukan PJT I, akhirnya Rumah Komposter kerjasama
PJT I dan PT. Bajradaya Setra Nusa dan Konsultan Artajaya resmi beroperasi.
Kapasitas produksi kompos yang dihasilkan dalam kurun waktu 1 bulan berkisar
500 kg – 1 ton bergantung volume eceng gondok sebagai bahan baku utama.
–
Direktur Operasional PJT I, Bapak Milfan Rantawi
menyampaikan bahwa limbah eceng gondok diambil agar tidak mengganggu ekosistem
sungai dan operasional intake PLTA yang berada di Bendungan Siruar. Rumah
komposter berhasil mengubah limbah menjadi sesuatu yg bermanfaat. Secara
sederhana, eceng gondok basah dikeringkan selama 15 hari dan dicampur bahan bio
treatment yakni herboclyn dan herbocomp. Kemudian dicacah dengan alat
komposter, setelahnya didiamkan selama 3-7 hari untuk mendapatkan suhu dan
kelembaban sesuai standar yang dipersyaratkan sehingga menjadi kompos yang aman
untuk digunakan. Kompos dari eceng gondok yg dikelola disini sendiri sudah
sesuai dengan peraturan dari Kementerian Pertanian dan telah melewati
sertifikasi pengujian dari laboratorium lingkungan di Medan.
–
PJT I tidak memungut maupun menjual hasil olahan kompos ini.
Hasil produksi sepenuhnya didistribusikan sebagai bantuan kepada masyarakat,
terutama untuk kebutuhan pertanian dengan harapan dapat menumbuhkan
perekonomian masyarakat. Selain itu, kegiatan rumah komposter ini juga menyerap
sejumlah tenaga kerja lokal sebagai operator komposter. Pekerja rumah komposter
didominasi oleh para wanita atau ibu-ibu di sekitar Desa Siruar. Hal ini juga
membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar.
–
Produk pupuk kompos ini juga telah dibuktikan tingkat
keamanannya. Dari testimoni masyarakat penerima bantuan, mereka menyatakan
bahwa kompos ini telah meningkatkan produksi tanaman mereka. Baik untuk tanaman
non pangan maupun tanaman pangan, seperti jagung dan padi.
–
“Kedepannya kami mengharapkan rumah komposter ini dapat
berkembang dan meningkat kapasitas produksinya.” Terang Milfan. Selain
itu, kegiatan semacam ini juga dapat di cpoy paste-kan ke wilayah di sekitar
Danau Toba yang lainnya.
——————————————————
Sub Divisi Humas dan Informasi Publik
Add a Comment